Pengalaman belajar di luar negeri diharapkan dapat memperkaya wawasan mahasiswa, memperluas jejaring global, dan meningkatkan daya saing untuk berkarier di luar negeri.
Universitas Indonesia (UI) terus memperkuat komitmennya dalam mendorong internasionalisasi pendidikan, salah satunya melalui kegiatan UI Students Mobility Information Session 2025. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi komprehensif mengenai berbagai program pertukaran pelajar, studi di luar negeri, program magang internasional, serta peluang beasiswa bagi mahasiswa UI.
Direktur Internasionalisasi Pendidikan (DIP) UI Fadhilah Muslim, S.T., M.Sc., Ph.D., DIC, menuturkan, mobilitas internasional merupakan salah satu strategi untuk mewujudkan internasionalisasi pendidikan, satu dari lima visi strategis yang dicanangkan oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
“Pembentukan DIP UI ini pun merupakan langkah strategis yang ditempuh UI untuk mencapai visi internasionalisasi pendidikan. Salah satu tujuan utamanya ialah mendorong mahasiswa yang ada di UI untuk bisa merasakan pendidikan global,” terang Fadhilah.
DIP UI merupakan transformasi dari Kantor Urusan Internasional (KUI) UI yang kini memiliki cakupan lebih luas. Selain menjalankan tugas pokok dan fungsi KUI UI, DIP UI juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan Kelas Khusus Internasional (KKI) yang tersebar di delapan fakultas dengan total 22 program studi.
Menurut Fadhilah, selama ini belum ada direktorat khusus yang menangani penyelenggaraan program KKI di UI. Program kelas internasional ini dikelola oleh fakultas, baik penyelenggaraannya, hingga monitoring dan evaluasi seluruhnya ditangani oleh fakultas masing-masing. Dengan adanya DIP UI, manajemen program KKI diharapkan dapat lebih terstruktur dan terintegrasi.
Terkait internasionalisasi pendidikan, Fadhilah menjelaskan bahwa UI mendefinisikan internasionalisasi pendidikan menjadi dua, yakni internasionalisasi abroad dan internasionalisasi at home.
Internasionalisasi abroad ialah upaya untuk mengirimkan mahasiswa UI belajar di luar negeri melalui berbagai skema. Sementara, internasionalisasi at home ialah menyelenggarakan KKI sehingga menarik mahasiswa asing untuk belajar di UI melalui skema dual degree atau double degree dan joint degree.
Jika mengacu pada data saat ini, lanjut Fadhilah, jumlah mahasiswa UI baik program sarjana dan pascasarjana berjumlah 40 ribu mahasiswa. Dari angka tersebut, hanya sekitar dua hingga tiga ribu mahasiswa UI yang mengikuti program mobilitas internasional. Jumlah ini, harus diakui, relatif kecil. Jumlah tersebut bahkan tidak mencapai 10 persen dari total mahasiswa yang ada di UI.
“Oleh karena itu, UI melalui DIP UI menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mengekspos informasi kepada para mahasiswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam berbagai program mobilitas internasional,” ujar Fadhilah.
Dukungan Biaya Pendidikan
Fadhilah menambahkan, untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa UI mengikuti program mobilitas internasional sekaligus menarik mahasiswa asing untuk menempuh pendidikan di UI, DIP UI meluncurkan tiga program beasiswa, yakni UI Global Mobility Scholarship (UI Globes) for Inbound and Outbound, UI International Inbound Mobility Students (UI IIMS), serta UI Degree Scholarship for International Students (UI GREAT).
Beasiswa UI Globes diperuntukkan bagi mahasiswa UI yang ingin mengikuti program pendidikan di luar negeri. Terbuka sepanjang tahun, beasiswa ini dapat diajukan setelah mahasiswa menerima letter of acceptance dari perguruan tinggi yang dituju. Bantuan biaya pendidikan ini bersifat merit dan need based, yakni diberikan kepada mahasiswa dengan prestasi akademik yang baik, tetapi memiliki keterbatasan secara finansial.
“Melalui beasiswa ini, tidak ada lagi alasan bagi mahasiswa UI untuk tidak mengikuti berbagai kegiatan mobilitas internasional,” jelas Fadhilah.
Sementara, UI IIMS diperuntukkan bagi mahasiswa asing. Bantuan biaya pendidikan yang sebelumnya bernama UI Shine ini diberikan kepada mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di UI dalam program non-degree. Adapun UI GREAT diperuntukkan bagi mahasiswa asing yang ingin menempuh pendidikan magister di UI. Bantuan ini diberikan selama dua tahun plus satu tahun belajar bahasa Indonesia.
Lima Skema Mobilitas Internasional UI
Lebih jauh Fadhilah menjelaskan, program mobilitas internasional UI terbagi menjadi dua jenis, yaitu non-kredit dan berkredit. Pada skema non-kredit, mahasiswa, terutama program sarjana, bisa melakukan penelitian sebagai bagian dari penyusunan tugas akhir atau skripsi.
Dalam program ini, mahasiswa melakukan penelitian di laboratorium di kampus luar negeri selama dua hingga tiga bulan. Data yang diperoleh dari penelitian tersebut kemudian digunakan untuk menyusun tugas akhir atau skripsi.
Selain penelitian, mahasiswa juga bisa mengikuti skema internship (magang). Kegiatan magang ini bisa dilakukan di lingkungan kampus atau industri yang memiliki kerja sama dengan universitas tersebut. Skema lainnya ialah short course. Sesuai namanya, program ini biasanya hanya berlangsung satu hingga dua minggu. Melalui program ini, mahasiswa akan memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan di dalam kelas, pertukaran budaya, dan kunjungan industri.
Sementara, untuk skema berkredit, mahasiswa dapat mengikuti program student exchange (pertukaran pelajar). Program ini memungkinkan mahasiswa menempuh pendidikan minimal satu semester di perguruan tinggi yang menjadi mitra UI. Mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar ini tidak perlu membayar uang kuliah di kampus tujuan, tetapi cukup membayar uang kuliah di UI saja.
Program skema berkredit lainnya ialah fee-paying study abroad. Berbeda dengan program student exchange yang mengharuskan mahasiswa mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi yang menjadi mitra UI, dalam program ini, mahasiswa bisa memilih kampus yang diinginkan.
“Dalam program fee-paying study abroad, mahasiswa harus membayar biaya kuliah secara penuh di kampus tujuan dan membayar 10 persen biaya kuliah di UI.”
Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa dan Reputasi Institusi
Dosen Fakultas Teknik UI ini menambahkan, program mobilitas internasional memberikan dampak positif bagi mahasiswa maupun institusi. Melalui kegiatan belajar di luar negeri, mahasiswa bisa merasakan belajar di lingkungan pendidikan internasional, memperoleh wawasan global, berinteraksi dengan sistem pendidikan yang berbeda, dan memperluas networking internasional sehingga meningkatkan peluang kerja di luar negeri setelah lulus.
Sementara, bagi institusi, mengirimkan mahasiswa belajar di luar negeri dapat meningkatkan rekognisi dari mitra internasional terhadap kualitas pendidikan UI. Mahasiswa yang dikirim merupakan mahasiswa terpilih yang telah menjalani seleksi ketat, sehingga mencerminkan kualitas terbaik dari UI. Dengan demikian, mitra internasional semakin mengenal dan mengakui mutu akademik UI.
“Pengakuan dari mitra internasional akan memperkuat reputasi institusi secara global. Secara tidak langsung akan meningkatkan peringkat atau rangking UI di ranah global,” ucap Fadhilah.
Pullquote:
“Kami ingin mahasiswa UI bisa merasakan pengalaman belajar di luar negeri, membangun jejaring internasional, dan memperluas peluang kerja global setelah lulus.”