Sejarah lambang Universitas Indonesia (UI) dapat ditarik jauh hingga periode 1950-an. Lambang ini diciptakan oleh Sumartono, mahasiswa angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, Bandung.
Dalam perjalanannya, logo UI mengalami beberapa kali perubahan. Mengutip laman website UI, perubahan ini terjadi karena belum adanya standar baku sejak kali pertama logo tersebut digunakan. Perubahan juga terjadi karena keterbatasan teknologi penggandaan pada masa itu. Penggandaan logo pada era tersebut dilakukan secara manual dengan gambar tangan sehingga bentuk makara mengalami distorsi.
Namun perubahan secara resmi dilakukan pada 1959, dengan menambah bentuk segi lima yang melingkungi simbol makara. Kemudian pada tahun 2000, bentuk segi lima dihilangkan kembali seiring dengan berubahnya status UI menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Prof. Kanjeng Raden Haryo Tumenggung H. Srihadi Sudarsono Adhikoesoemo, MA., Guru Besar purnabakti Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, dalam sebuah wawancara mengatakan, Makara UI memiliki karakter dasar yang menjadi petunjuk baginya untuk mengembalikan lambang UI ke bentuk orisinal sesuai dengan pemaknaan penciptanya.
“Karakter dasar itu adalah simetris dan berbentuk lingkaran. Selanjutnya, simbol UI kami gambarkan dalam bentuk grid dan alat bantu bentuk geometris lainnya sebagai dasar pembentukan ulang simbol UI,” ujar Prof. Srihadi.
Filosofi Makara UI
Prof. Srihadi menjelaskan, meskipun lambang tersebut digambarkan dengan 17 kuncup dan 8 cabang, lambang makara UI tidak berkaitan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lambang UI mengambil filosofi Kala-Makara. Kala sebagai kekuatan di atas (kekuatan matahari) dan makara sebagai kekuatan di bawah (kekuatan bumi). Kedua kekuatan yang dipadukan ini melambangkan UI sebagai sumber ilmu pengetahuan yang menyebar ke segala penjuru.
Pohon beserta cabang dan kuncup makara UI merepresentasikan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya. Kuncup-kuncup tersebut suatu saat akan mekar menjadi cabang ilmu pengetahuan baru dan akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup.