Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belu.
Kekayaan bahari yang dimiliki Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama bidang perikanan, sangat besar. Sayangnya, besarnya potensi yang dimiliki kabupaten ini belum termanfaatkan dengan baik. Kabupaten yang memiliki luas wilayah 1.284,94 km2 yang terdiri dari 12 kecamatan ini menjual hasil tangkapan ikan secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu agar menjadi produk yang bernilai ekonomis lebih tinggi.
Ditetapkan sebagai salah satu daerah tertinggal di Indonesia melalui Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 63 tahun 2020, Kabupaten Belu sebetulnya memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dari hasil laut. Potensi inilah yang dilihat oleh Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI). Tim Pengmas FEB UI menilai berbagai olahan makanan berbahan dasar perikanan dapat dikembangkan menjadi produk olahan khas Kabupaten Belu.
Ketua Tim Pengmas FEB UI Dr. Rifelly Dewi Astuti, S.E., M.M., mengatakan, secara geografis letak Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Demokratik Timor Leste juga memberikan peluang sekaligus tantangan. Kabupaten Belu menjadi daerah transit para pelancong atau pebisnis dari Timor Leste ke Kupang, atau sebaliknya. Selain itu, Ibu Kota Kabupaten Belu, Atambua, memiliki bandara dengan mengoperasikan pesawat ATR menuju Kupang.
“Berdasarkan potensi tersebut, produk pangan olahan ikan memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai produk oleh-oleh dari Belu. Pengembangan produk khas ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Belu sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat Belu,” ujar Rifelly.
Kegiatan pengmas FEB UI bertajuk “Gerakan Pengembangan Produk Pangan Olahan Perikanan sebagai Produk Khas Daerah dalam Upaya Percepatan Pengentasan Daerah Tertinggal di Kabupaten Belu, NTT”, dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung pada 1-4 Agustus 2023. FGD yang dihadiri oleh Dinas Perikanan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Sekretariat Daerah, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Belu, NTT, ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan pemahaman, serta kemampuan kelompok. Setelah itu, tim pengmas menyusun modul pelatihan dan persiapan material yang melibatkan seluruh tim di Kampus UI Depok.
Pelatihan mengenai manajerial usaha ini diikuti oleh 80 peserta yang berasal dari delapan kelompok ibu-ibu pengolah hasil perikanan dari dari Desa Jenilu, Desa Kenebibi, dan Desa Silawan. Adapun materi pelatihan terkait manajemen pengelolaan usaha terdiri dari kewirausahaan, perizinan usaha, sertifikasi halal, produksi, pemasaran dan pemasaran digital, keuangan usaha, dan keuangan rumah tangga.
Salah satu tahapan penting dalam pelatihan ini ialah evaluasi pre dan post. Pelatihan ini dirancang dengan metode interaktif yang melibatkan peserta secara aktif. Pada sesi pelatihan, peserta diajak untuk belajar menyusun desain, membuat akun sosial media, dan konten promosi produk. Setelah pelatihan, Tim Pengmas FEB UI melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok tersebut untuk mempraktikkan hasil pelatihan, serta melakukan monitoring dan evaluasi kelompok usaha yang bertujuan menentukan keberlanjutan program di masa mendatang.
“Kegiatan pengmas ini tidak terhenti di sini. Berkat kerja sama UI dengan PT Pertamina dan Pertamina Foundation, pada program selanjutnya kami akan memberikan bantuan sarana atau alat produksi. Pengmas ini juga sejalan dengan dua poin dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu SDG 1 dan 8,” ujar Rr. Ratih Dyah Kusumastuti, Ph.D, salah seorang anggota tim Pengmas FEB UI.
Adriana Funan, salah satu penerima manfaat dari kegiatan pengmas FEB UI merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini karena dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. “Kami memiliki kendala kurangnya pemahaman terkait pemasaran dan kapabilitas sumber daya manusia dalam melakukan pengelolaan usaha. Saat ini produk pangan olahan khas Belu adalah abon ikan dan ikan kering.”