Program edukasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diharapkan mampu menjaga keselamatan para pekerja sekaligus meningkatkan kualitas dan produktivitas UMKM.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkontribusi besar dalam mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkopukm) Republik Indonesia tahun 2022, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,5 persen serta mampu menyerap 96,9 persen tenaga kerja dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
UMKM yang merupakan bagian dari perekonomian Indonesia yang mandiri telah berperan besar dalam berbagai pembangunan di Tanah Air, seperti mendukung pemerataan tingkat ekonomi masyarakat, menjadi salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan, serta sarana pemasukan devisa bagi negara.
Sebagai salah satu pilar penting perekonomian Tanah Air, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja UMKM harus menjadi prioritas. Jaminan keamanan dan keselamatan kerja akan mendorong pekerja merasa nyaman sehingga lebih produktif dan kompetitif saat bekerja. Oleh karena itu penting bagi seluruh pelaku UMKM untuk memahami program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM.
Menyadari besarnya kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran K3 di lingkungan UMKM, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan kegiatan pengabadian masyarakat (Pengmas) dengan memberikan edukasi, membuat, dan menjalankan program K3 di salah satu UMKM di Kota Bogor, yaitu CV Wangun Mandiri.
CV Wangun Mandiri merupakan UMKM yang bergerak di bidang produsen tepung tapioka dalam berbagai merek. Pabrik yang menjadi lokasi pembuatan tepung tapioka sekaligus tempat kerja bagi para pekerja ini memiliki risiko tinggi. Risiko ini harus dikendalikan melalui program keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat menjaga kesejahteraan dan produktivitas pekerjanya.
Terdiri dari sembilan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, kegiatan pengmas di bawah bimbingan Dosen K3 FKM UI, Dr. Robiana Modjo, ini dimulai dengan melakukan observasi untuk Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR) selama satu minggu. Puncak dari kegiatan pengmas ini adalah penyuluhan terkait masalah K3 yang paling berisiko di pabrik, yaitu kebakaran, gangguan otot dan rangka, hingga gangguan pernapasan.
Serangkaian simulasi dan materi yang diberikan secara interaktif ini disambut dengan hangat dan antusias oleh Haryadi, Kepala Manajemen CV Wangun Mandiri, beserta jajaran pekerja. Hal ini terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam bertanya dan menjawab kuis. Dalam kesempatan tersebut, Haryadi berharap kegiatan pengmas ini dapat menjaga keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
“Semoga ilmu yang dibagikan oleh adik-adik mahasiswa UI ini bisa menambah ilmu untuk kita dan dapat diterapkan agar kita semua bisa bekerja dengan selamat dan sehat,” ujar Haryadi.
Dalam kegiatan pengmas ini turut hadir perwakilan dari Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Widya Kiswiranti. Bertugas memantau jalannya acara, Widya memberi apresiasi terhadap kegiatan pengabdian masyarakat mengenai program K3 ini.
“Semoga kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk CV Wangun Mandiri membuat program K3,” kata Widya.
Program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM melalui program K3 ini ditutup dengan pemberian tiga buah poster K3 sebagai peringatan bagi pekerja untuk terus mengendalikan risiko kebakaran, gangguan otot dan rangka, serta gangguan pernapasan.