Sadar sampah harus diajarkan sejak dini. Edukasi untuk meningkatkan kesadaran bertanggung jawab akan budaya bersih ini digagas oleh FEB UI di Semut-Semut the Natural School.
Praktik ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan beragam pendekatan, mulai dari sharing, leasing, reusing, repairing, refurbishing, hingga recycling. Implementasi ekonomi sirkular dipercaya sebagai salah satu langkah tepat untuk memperpanjang waktu pemakaian produk sehingga berdampak terhadap berkurangnya sampah dan polusi.
Edukasi mengenai pentingnya mengenai ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah harus dilakukan sejak dini. Hal inilah yang kemudian mendorong Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) bersama Sekolah Dasar Semut-Semut the Natural School melakukan edukasi mengenai ekonomi sirkular dan pentingnya memilah sampah pada Senin, 21 Februari lalu.
Acara yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2023, ini merupakan bagian dari Komitmen FEB UI, terutama unit Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L) Fakultas, untuk mendukung misi Universitas Indonesia mewujudkan konsep green campus. Selain itu, acara ini bertujuan menyiapkan pemimpin bertanggung jawab baik dari sisi sosial maupun lingkungan.
Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D. menyampaikan, sampah masih menjadi masalah serius bagi Indonesia. Tumpukan sampah yang tidak dikelola secara baik akan menimbulkan bencana, seperti pencemaran lingkungan, perubahan iklim, hingga terancamnya makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
“Kita harus peduli untuk mengatasi masalah sampah ini, salah satunya dengan mempraktikkan prinsip 3R, Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang),” papar Teguh.
Dilaksanakan dengan metode hands on learning, edukasi ini mengajak para siswa untuk terlibat aktif dalam menggali informasi dan beraktivitas. Dipandu oleh K3L FEB UI, seluruh siswa SD Semut-Semut the Natural School membawa sampah botol plastik untuk didaur ulang. Sesi demontrasi ini semakin meriah dengan kreasi dari tutup botol plastik, kuis, hingga semarak yel-yel.
Trusti Luraisinita, Penanggung Jawab K3L dan Pengawas Kebersihan dan Taman FEB UI mengatakan, sadar sampah sebagai tanggung jawab individu merupakan kebiasaan baik yang harus diterapkan dan diajarkan sejak dini sebagai bagian dari budaya bersih.
“Di tangan anak-anak inilah masa depan bumi akan dititipkan. Mari mulai dari hal paling sederhana yang kita bisa, yakni memilah sampah,” jelas Trusti.