Perluas Akses Literasi Melalui Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital menawarkan kemudahan karena dapat diakses tanpa batas ruang dan waktu. Dianggap sebagai masa depan distribusi informasi dan ilmu pengetahuan.

Umumnya kita perlu mengeluarkan waktu dan tenaga untuk bisa membaca atau meminjam buku di perpustakaan. Keterbatasan jam operasional dan waktu peminjaman yang terbatas membuat kita tidak bisa membaca atau meminjam buku dalam waktu yang lama. Belum lagi ketersediaan koleksi buku sangat bergantung pada daya penyimpanan perpustakaan tersebut. Padahal semakin beragam koleksi buku yang dimiliki, semakin luas referensi yang bisa dipilih untuk meningkatkan literasi kita.

Berkat perkembangan teknologi, perpustakaan digital (digital library) kemudian hadir dan menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Perpustakaan yang dapat diakses tanpa batas ruang dan waktu ini dianggap sebagai masa depan distribusi informasi dan ilmu pengetahuan. Kehadiran perpustakaan digital telah mempermudah kita untuk membaca berbagai jenis buku, mencari sumber informasi, memperluas wawasan, dan mempertajam pemikiran, yang menjadi kebutuhan bagi banyak orang, terutama mahasiswa, pengajar, dan peneliti. 

Perpustakaan digital kali pertama diperkenalkan di Amerika Serikat seiring dengan berdirinya Project Gutenberg pada 1971. Proyek sukarela untuk mendigitalisasi, pengarsipan, dan distribusi karya-karya budaya dan mendorong distribusi buku elektronik ini didirikan oleh Michael S. Hart dan menjadi perpustakaan digital tertua di dunia.  

Seiring dengan hadirnya teknologi CD-ROM dan pengembangan infrastruktur komputasi dan teknologi informasi di berbagai belahan dunia, perpustakaan digital semakin marak ditemukan di banyak negara. Pada 1997, proyek pembuatan koleksi digital yang mencangkup seluruh benua Eropa diinisiasi oleh European Union Digital Library, yang kemudian berganti nama menjadi The European Library.

Kerap disebut sebagai electronic library dan virtual library, perpustakaan digital tak sekadar mengubah bentuk koleksi cetak ke dalam bentuk elektronik. Perpustakaan digital menyimpan data dalam bentuk tulisan, gambar, dan suara, kemudian mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer.

 

MANFAAT PERPUSTAKAAN DIGITAL

Akses Informasi yang Tak Terbatas

Perpustakaan digital menyediakan akses terhadap berbagai sumber pembelajaran yang tak terbatas. Selain buku digital, perpustakaan digital juga memiliki koleksi artikel ilmiah dan materi pembelajaran interaktif yang memungkinkan diakses secara mudah dan cepat oleh para mahasiswa dan dosen.

Meningkatkan Mutu Akademik

Baik mahasiswa dan peneliti dapat lebih leluasa mencari karya pustaka atau referensi tanpa terbatas ruang dan waktu. Melalui perpustakaan digital mahasiswa dan peneliti tidak lagi menghadapi kesulitan akan terbatasnya koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan konvensional sehingga bisa meningkatkan wawasan yang pada akhirnya meningkatkan mutu akademik.

Akses Kepustakaan Mutakhir

Perpustakaan digital juga semakin memudahkan pengajar mencari hasil penelitian mutakhir. Kesulitan mencari hasil penelitian mutakhir dan buku-buku terbaru tak lagi dijumpai dengan adanya perpustakaan digital ini. Mudahnya akses mencari referensi bagi para pengajar akan berdampak pada meningkatnya mutu pengajaran di institusi pendidikan.

Menghindari Kerusakan

Buku-buku yang berserakan, sampul buku dan lembaran kertas yang rusak, bahkan tak jarang hilang, tidak akan terjadi pada perpustakaan digital. Disimpan menggunakan teknologi cloud, komputasi awan, koleksi buku maupun arsip penting yang syarat akan nilai sejarah dapat tetap terjaga dan terhindar dari kerusakan.

 

BERIKUT BEBERAPA PERPUSTAKAAN DIGITAL TERBAIK DI DUNIA

World Digital Library

World Digital Library atau Perpustakaan Digital Dunia merupakan perpustakaan digital antarnegara yang dikelola oleh organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) dan Library Congress Amerika Serikat. Diresmikan di kantor pusat UNESCO yang berlokasi di Paris, Prancis, pada 21 April 2009, perpustakaan ini diharapkan menjadi sumber rujukan dokumen primer berbagai dokumen penting dunia yang dapat diakses secara gratis.

Perpustakaan ini memiliki beragam koleksi yang sangat beragam seperti koleksi dari zaman Cina kuno, kaligrafi Persia hingga masa awal fotografi di Amerika Latin. Guna memudahkan pengunjung, World Digital Library dilengkapi dengan tujuh bahasa, antara lain, Arab, Cina, Inggris, Perancis, Portugis, Rusia dan Spanyol.

Europeana

Europeana merupakan salah satu perpustakaan digital terbesar di dunia. Diresmikan pada Februari 2009, perpustakaan digital ini menyimpan dan mendistribusikan koleksi digital dari 3.700 museum di seluruh Eropa. Hadir dengan platform yang relevan dengan kebutuhan pengguna modern, Europeana memiliki lebih dari 50 juta karya seni dan warisan budaya yang dapat diakses melalui telepon pintar.

Sebelum menggunakan nama Europeana, versi prototipe perpustakaan digital ini menggunakan nama European Digital Library Network (EDLnet). Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan digital ini tersedia dalam beragam format, antara lain, gambar, teks, suara, video, dan karya 3D. informasi di Europeana dilengkapi dengan 27 bahasa yang dipertuturkan di seluruh Eropa.

LibriVox

Bagi pecinta audiobook, Librivox bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi. Perpustakaan digital ini memiliki ribuan koleksi audiobook yang dibacakan oleh relawan dari seluruh dunia. Librivox yang didirikan oleh Hugh McGuire pada 2005, ini mengajak para relawan membaca buku-buku domain public, kemudian menyebarluaskannya dalam format audio yang dapat diakses secara gratis.

Koleksi yang dimiliki Librivox sangat beragam, mulai dari karya kontemporer hingga karya-karya klasik. Lebih dari 15.000 audiobook yang dapat diakses di perpustakaan digital ini. Tersedia dalam format yang kompatibel untuk semua perangkat, kemudahan yang diberikan oleh Librivox memungkinkan kita untuk mengakses ribuan koleksi tersebut dari berbagai perangkat.

LONTAR UI

Sebagai pendukung kegiatan akademik, yakni pembelajaran, pengajaran dan penelitian, perpustakaan UI memiliki 1,5 juta koleksi. Perpustakaan UI menjadi salah satu perpustakaan rujukan bagi perguruan tinggi di Indonesia dan menjadi trend setter dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia.

Sistem Terintegrasi

Library Automation and Digital Archive Universitas Indonesia (Lontar UI) merupakan sistem yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia dengan menggabungkan beberapa konsep sistem informasi perpustakaan (library information system). Sistem berbasis website ini terdiri dari otomasi perpustakaan, sistem distribusi perpustakaan, dan perpustakaan digital.

Koleksi Lengkap

Dirancang sebagai penunjang kegiatan proses belajar dan mengajar di lingkungan Universitas Indonesia, Lontar UI memiliki koleksi yang terbilang lengkap. Para pengunjung bisa dengan mudah mengakses beragam koleksi yang terdiri dari buku digital, majalah, artikel, skripsi, dan hasil penelitian dari Universitas Indonesia.

Bagikan artikel ini

Artikel lainnya