Iktikad Membangun Ekosistem Apotek di Era Digital

Membangun Farmaklik menjadi jalan baginya untuk berkontribusi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia sekaligus memicu generasi muda untuk berkontribusi pada negeri. 

Angka kegagalan perusahaan rintisan (start up company) di Tanah Air masih terbilang tinggi. Lebih dari 90 persen perusahaan rintisan gagal berkembang. Kendati demikian, perusahaan pemula yang mampu bertahan memiliki potensi untuk dapat bertumbuh menjadi unicorn. Farmaklik menjadi salah satu perusahaan rintisan yang terus melaju sejak diritis pada 2016 lalu. Platform apotek berbasis digital ini kini telah memfasilitasi lebih dari 30.000 ribu apotek di Indonesia

Keberhasilan Farmaklik untuk terus melaju di tengah persaingan bisnis yang kian ketat ini tentu tak lepas dari peran pendirinya, apt. Ridho Muhammad Sakti, S.Farm. Lulusan dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia ini mengadopsi teknologi digital untuk menghubungkan setiap elemen bisnis produk kesehatan seperti pemasok dan apotek yang mampu memenuhi kebutuhan ribuan konsumen untuk mengakses ribuan produk kesehatan.

“Pengelolaan apotek di Indonesia selama ini masih dijalankan dengan cara konvensional. Hadirnya Farmaklik diharapkan menjadi jawaban permasalahan tersebut,” ujar Pria yang akrab disapa Ridho ini. 

Pria yang pernah mengisi jabatan sebagai Presiden Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) periode 2014-2016 ini menambahkan, hadirnya Farmaklik berawal dari kekhawatirannya terhadap minimnya keterampilan apoteker maupun pelaku usaha apotek skala kecil dan menengah dalam hal manajemen dan bisnis, serta sulitnya mengakses permodalan. Di sisi lain, produsen obat mengalami kendala untuk mendistribusikan produknya karena keterbatasan pasar. Faktor inilah yang kemudian mendorong Ridho mengembangkan bisnis yang mampu mendukung retail, termasuk klinik dan apotek melalui Farmaklik.

Jauh sebelum Farmaklik hadir, ia bersama timnya merilis OBAT Apps, aplikasi edukasi mengenai farmasi pada 2016. Aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan farmasi, terutama bagi siswa yang berada di desa-desa ini menghubungkan mentor, apoteker, dan perguruan tinggi. Dua tahun setelahnya, ia kemudian merilis Farmaklik Poin of Sale (POS) pada 2018. Melalui aplikasi ini para apoteker dapat memaksimalkan operasional apotek. Berdasarkan pengamatan pada aplikasi POS, Mahasiswa Berprestasi Utama Farmasi UI 2015, ini kemudian menciptakan Farmaklik. 

“Dengan sistem manajemen rantai pasok apotek berbasis data online dan offline, Farmaklik dapat menghubungkan rantai pasok apotek di seluruh Indonesia. Rantai pasok yang meliputi pengelolaan sistem secara realtime, distribusi barang, inkubasi bisnis, hingga pendanaan apotek seluruhnya dapat diakses melalui satu aplikasi saja,” terang Ridho. 

 

Model Apotek Masa Depan

Lebih jauh Chief Executif Officer Farmaklik Group ini menerangkan, sebagai bagian untuk mendukung terciptanya ekosistem farmasi yang baik di Tanah Air, Farmaklik menghadirkan Apotek Pharmacare di berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, Ridho juga menjalin kerja sama dengan almamaternya untuk menghadirkan Apotek Pharma UI di Jabodetabek. Kerja sama antara Farmaklik dengan Universitas Indonesia ini juga meliputi perancangan aplikasi telemedicine, yakni teknologi pelayanan kesehatan jarak jauh.

Dengan keandalan Farmaklik group dalam mengelola apotek berbasis digital dikombinasikan dengan kemampuan riset akademis dari Universitas Indonesia, serta standarisasi layanan pendidikan apoteker di sektor farmasi klinis, Apotek Pharma UI diharapkan menjadi model apotek nasional di masa depan. Yang tak kalah penting, Apotek Pharma UI bisa dimanfaatkan sebagai incubator bisnis bagi mahasiswa farmasi yang memiliki minat menjadi pharmapreneur.

“Kerja sama pembangunan Apotek Pharma UI ini merupakan wujud nyata akan bakti Farmaklik Group terhadap almamater dan sistem kesehatan di Indonesia,” ujar Ridho. 

Senapas dengan iktikad untuk mendukung sistem kesehatan di Tanah Air, Farmaklik Group memiliki misi menjadi jembatan bagi apotek mandiri Indonesia untuk maju dan berkembang lebih cepat di era digital. Lebih jauh dari itu, Farmaklik Group diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia serta mampu menjadi pemicu bagi para kaum muda untuk terus berkontribusi pada negeri. 

Bagikan artikel ini

Artikel lainnya