HER: Vending Machine Produk Sanitasi Kewanitaan

Perusahaan rintisan ini fokus membidik kebutuhan kaum hawa. Hadir sebagai solusi kebutuhan akan produk sanitasi perempuan.

Hadirnya mesin penjual otomatis (vending machine) yang umumnya menawarkan beragam makanan dan minuman telah memudahkan hidup banyak orang. Vending machine kali pertama diperkenalkan di London, Inggris, pada 1883. Alat ini dulunya digunakan sebagai penyedia kartu pos dan amplop yang dapat dibeli menggunakan koin.

Meskipun menjadi negara pertama yang memperkenalkan vending machine, tidak lantas menempatkan Inggris sebagai negara yang memiliki jumlah mesin penjual otomatis terbanyak di dunia. Adalah Jepang yang memiliki mesin penjual otomatis terbanyak di dunia. Sebanyak empat juta mesin terpasang di Negeri Matahari Terbit tersebut dan setengahnya merupakan vending machine minuman.

Di Indonesia, vending machine semakin mudah dijumpai. Mesin otomatis ini kian banyak ditemukan di berbagai lokasi, seperti pusat perbelanjaan, bandar udara, stasiun kereta api, kantor, universitas, dan tempat umum lainnya. Kendati semakin mudah ditemukan, tidak ada satu pun vending machine yang menawarkan produk sanitasi, terutama bagi kaum perempuan. Adalah Aurelia Frederica, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Indonesia (UI), yang melihat kekosongan produk sanitasi yang dijual melalui vending machine sebagai peluang bisnis. Bersama empat rekannya dari berbagai perguruan tinggi berbeda, Aurelia menciptakan HER, mesin penjual otomatis yang menjual beragam produk sanitasi kewanitaan.

“Kami melihat sudah ada banyak vending machine, tapi belum pernah ada yang khusus pembalut. Oleh karena itu, kami terpikirkan membuat vending machine yang diletakkan di toilet perempuan di sekolah-sekolah dan universitas agar memudahkan perempuan,” ujar Aurelia. Ide bisnis cemerlang yang membidik kebutuhan kaum hawa itu menyediakan beragam kebutuhan bagi perempuan, antara lain, berbagai merek pembalut, spidol penghilang noda, kompres hangat (hot pack), hingga paket bundling berisi sabun, plastik, dan tisu. Bagi Aurelia, HER dirancang bukan sekadar bisnis semata, tetapi juga sebagai solusi bagi kebutuhan kaum perempuan. “Semua wanita pasti pernah lupa untuk mengecek tanggal menstruasi sehingga tidak mempersiapkan diri dengan pembalut.

Produk kami merupakan one-stop solution untuk wanita yang merasa kesulitan dalam keadaan darurat saat menstruasi,” ucap Aurelia. Aurelia menambahkan, seperti vending machine pada umumnya, cara kerja mesin ini praktis digunakan. Untuk mendapatkan produk yang diinginkan, konsumen cukup memasukkan uang atau menggunakan metode pembayaran lain secara mandiri dengan memilih metode pembayaran yang terdapat di bagian depan mesin.

PITCHING TERBAIK KATEGORI IDE BISNIS NONDIGITAL

Ide bisnis yang dikembangkan Aurelia bersama para sahabatnya meraih penghargaan pitching terbaik untuk kategori ide bisnis nondigital pada acara Demo Day Wira-Cipta Universitas Indonesia (UI) 2023. Penghargaan tersebut didapatkan setelah kelompok “HER” melakukan presentasi business pitching di depan tiga juri yang terdiri atas praktisi start-up dan angel investor dari perusahaan investasi. Sesi pitching merupakan puncak acara Demo Day Wira-Cipta UI 2023.

Sebanyak 231 mahasiswa dari 45 perguruan tinggi di Indonesia, yang tergabung ke dalam 46 tim, bersaing menjadi yang terbaik dalam presentasi produk atau prototipe bisnis. Demo Day Wira-Cipta UI merupakan ajang unjuk gigi ide-ide bisnis inovatif bagi para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang berusaha menyelesaikan berbagai permasalahan sosial. Kegiatan ini merupakan komitmen UI dalam melaksanakan program Wirausaha Merdeka (WMK), yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM).

Bagikan artikel ini

Artikel lainnya