Selain mampu mengurangi sampah plastik yang masih menjadi persoalan di Indonesia, keunggulan Eferklin juga berhasil menyabet penghargaan internasional.
Sampah masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia. Tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Sampah plastik menjadi masalah utama yang mencemari lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Sifat plastik yang tidak mudah terurai menjadikan sampah ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami.
Salah satu sumber sampah plastik di Indonesia berasal dari rumah tangga. Penggunaan produk untuk berbagai kebutuhan hidup sehari-hari menyisakan sampah plastik yang cukup besar. Beragam produk seperti detergen, minyak goreng, hingga sabun cuci tangan dan sabun mandi yang mengunakan plastik sebagai kemasan akan melahirkan sampah yang terbilang banyak.
Sebagai salah satu solusi mengurangi sampah plastik dari sabun cuci tangan kemasan, Tim Lowkey dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) yang beranggotakan tiga orang, yakni Ahmad Gumilang, Christina Angel Mutiara, dan Felicia Fransius, menciptakan sabun cuci tangan berbentuk tablet effervescent yang diberi nama Eferklin.
Berbeda dengan sabun cuci tangan yang beredar di pasaran, Eferklin akan terurai secara kimiawi di dalam air selama kurang lebih 10 menit untuk kemudian dapat digunakan membersihkan tangan. Keunggulan lain dari Eferklin ialah praktis untuk diisi, kemasannya yang ramah lingkungan ditambah komposisi bahan yang digunakan untuk pembuatannya menggunakan bahan alami sehingga baik untuk kulit dengan harga jual yang diproyeksikan lebih murah dibandingkan sabun cuci tangan lainnya.
Keunggulan Eferklin sebagai produk inovasi membawa Tim Lowkey terpilih sebagai salah satu Start Up Binaan UI. Perusahaan rintisan binaan Direktorat Inovasi dan Science Tekno Park (DISTPUI) ini, terpilih sebagai salah satu tim yang berhak menerima Pendanaan Perusahaan Rintisan Berbasis Teknologi (UI Incubate Gelombang 2 Tahun 2022).
Dibimbing oleh Apriliana Cahya Khayrani, S.T.P., M.Eng., Ph.D, Tim Lowkey tidak hanya meraih pendanaan dari DISTPUI, tetapi juga berhak menerima program pendampingan dan fasilitas inkubasi bisnis, seperti workshop, seminar, pameran, hingga business matching dengan para calon investor.
Torehkan Prestasi Internasional
Produk inovasi ramah lingkungan ini selain menghadirkan solusi untuk mengurangi sampah plastik di dalam negeri, juga menuai prestasi yang membanggakan di kancah internasional. Dalam kompetisi ASBX Start-up Weekend Program yang diselenggarakan secara tatap muka di Asia Pacific University of Technology & Innovation, Kuala Lumpur, Malaysia pada 5–7 Agustus 2022, Tim Lowkey melalui produk Eferklin berhasil menyabet juara pertama.
Kompetisi ASBX Start-up Weekend Program ini diikuti oleh 23 tim dengan jumlah peserta 90 orang. Tim-tim ini berasal dari delapan universitas dari enam negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Afrika Selatan.
“Kami berhasil mengusung rancangan dan model bisnis yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam kompetisi tersebut. Dalam tahap pitching dan presentasi final, kami berhasil menjawab semua pertanyaan dari dewan juri, hal ini menjadi salah satu indikator utama penilaian,” ujar Christina, CEO Tim Lowkey.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris mengapresiasi pencapaian yang ditorehkan oleh tiga mahasiwa FT UI ini. Menurutnya, UI memiliki semangat untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship para mahasiswanya. Dimulai dengan melihat tantangan yang ada dan bagaimana menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus dalam menjawab tantangan tersebut.
“Semoga Tim Lowkey dapat mengembangkan inovasi ini lebih lanjut menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Abdul Haris.