Cegah Penyakit Berat dan Mematikan dengan Vaksinasi

Infeksi campak yang disebabkan virus morbili menyebar begitu cepat melalui airbone. Dapat dicegah melalui vaksinasi Measles Rubella.

Infeksi campak yang terjadi di 31 provinsi di Indonesia telah ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Januari 2023. Berdasarkan data yang dilansir Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terdapat lebih dari tiga ribu kasus di 223 kabupaten/kota di Indonesia.

Dokter spesiaslis Anak Fakultas Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc. menjelaskan, peningkatan kasus campak di Tanah Air bukan pertama kali terjadi. Kasus serupa pernah terjadi pada 2017. Sejalan dengan program eliminasi campak dan rubela simtom dari Organisasi Kesehatan Dunia, Indonesia memasukkan vaksin rubela dalam Program Vaksinasi Nasional pada 2017.

Penyakit campak, lanjut perempuan yang akrab disapa Karyanti ini, disebabkan virus morbili. Penyakit yang menyebar melalui udara (airbone) ini menular begitu cepat hingga 18 orang di sekitar pasien suspek. Penyakit campak dapat dicegah melalui vaksin measless rubella (MR). Sementara vaksin MR yang termasuk dalam Program Vaksinasi Nasional dapat diakses secara gratis di Pusat Kesehatan Masyarakat dan Pos Kesehatan Terpadu.

Sayangnya, pemahaman mengenai bahaya penyakit campak nampaknya belum merata di Indonesia. Sebagian masyarakat menilai penyakit ini tidak membahayakan. Padahal kenyataannya tak demikian. Komplikasi yang disebabkan penyakit campak mampu menginfeksi paru-paru, menyebabkan diare, hingga radang otak yang membahayakan nyawa. Tak hanya menyerang anak-anak, penyakit ini juga bisa diderita remaja hingga dewasa, terutama bagi seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah.

“Ibu yang menderita rubella syndrome dapat melahirkan bayi cacat, seperti katarak, buta, gangguan pendengaran hingga kelainan jantung. Jangan sampai ada generasi anak Indonesia yang lahir dengan campak dan rubella syndrom,” jelas Karyanti.

 

Lindungi Diri dengan Vaksinasi

Menurut dokter yang juga merupakan Anggota Komite Ahli Verifikasi Nasional Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/Congenital Rubella Syndrome, selain pandemi yang menyebabkan banyak orang khawatir terpapar virus Corona ketika melakukan vaksinasi di fasilitas kesehatan, kesadaran vaksinasi MR memang belum begitu tinggi. Untuk mencengah terjadinya KLB campak diperlukan minimal 95 cakupan imunisasi nasional. Cakupan imunisasi yang tinggi akan membentuk herd-immunity sehingga tidak hanya melindungi diri, tetapi juga orang lain.

“Vaksin dibuat untuk penyakit berat yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup dan mengancam nyawa. Untuk mencengah campak dan rubela hanya bisa dilakukan dengan pemberian vaksin MR,” terang Karyati.

Karyanti menambahkan, memang tidak ada vaksin dengan efikasi mencapai 100 persen sehingga tidak bisa mencegah seseorang terinfeksi virus. Kendati demikian, dampak yang diderita pasien yang telah divaksin jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang pasien yang belum divaksin. Guna mencengah anak-anak terserang campak dan rubela, pemberian vaksin MR diberikan secara berkala sejak usia 9 bulan, 2 tahun, dan usia 5 tahun.

Lebih jauh Karyanti menjelaskan, ketika seseorang terinfeksi campak, langkah pertama yang dilakukan tenaga kesehatan ialah melakukan isolasi. Langkah ini bertujuan mencengah terjadinya penyebaran virus melalui udara. Langkah berikutnya ialah pemberian vitamin A pada hari pertama dan kedua. Jika terjadi kasus komplikasi paru-paru basah dan difteri akan diberikan antibiotek. Sementara pasien yang mengalami diare akan diberikan cairan elektrolit. Pemberian cairan ini dikoreksi sesuai dengan kondisi pasien untuk mencengah terjadinya kejang.

“Kejang dan penurunan kesadaran dalam waktu lama bisa merusak otak secara permanen. Kerusakan otak tidak hanya menggangu aktivitas belajar anak, tetapi menimbulkan dampak yang lebih serius. Itu yang kami khawatirkan,” ucap Karyanti.

Karyanti mengimbau kepada seluruh orang tua untuk segera melengkapi vaksin di Puskesmas maupun Posyandu. Tidak ada kata terlambat untuk pemberian vaksin sebab pemberian vaksin bertujuan untuk menciptakan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang mengancam nyawa. Kejar vaksin yang belum diperoleh dengan melakukan beberapa suntikan sekaligus, dua hingga tiga suntikan vaksin secara bersamaan.

Bagikan artikel ini

Artikel lainnya